Mempertahankan Sebuah Kesuksesan
Kesuksesan tidak datang begitu saja. Dibutuhkan perjuangan dan
proses yang cukup panjang untuk meraihnya. Ketahuilah bahwa para
eksekutif yang berhasil tidak mengandalkan orang lain dalam
menggapai sukses. Mereka lebih mengutamakan kerja kerasnya daripada
mengandalkan bantuan orang lain.
Tetapi bukan berarti ketika kesuksesan telah diraih anda bisa
bersantai-santai dan bermalas-malasan. Justru konsekuensi dari
sebuah kesuksesan itu akan semakin berat. Anda dituntut untuk bisa
mempertahankan kesuksesan yang telah berada dalam genggaman anda.
Karena tentu anda nggak rela kan sukses yang telah anda gapai dengan
susah payah, hilang begitu saja.?
So, bagi anda yang sudah tergolong sukses berikut ini adalah kiat
untuk mempertahankan kesuksesan anda:
* Analisis diri dan tingkatkan kompetensi
Majunya karir seseorang tidaklah ditentukan oleh lamanya masa kerja.
Melainkan dari `kompetensinya'. Orang yang memiliki kompetensi
adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian di bidangnya. Jika
anda supervisor, pikirkan baik-baik apakah anda telah berusaha
menjadi supervisor yang baik? Apakah anda telah memiliki kemampuan
teknis yang memadai? Apakah selama ini anda sudah bekerjasama dengan
baik dengan rekan, atasan dan bawahan? Kalau beberapa kompetensi ini
belum anda penuhi berarti anda harus segera meningkatkan kompetensi
dengan cara belajar dari pengalaman. Riset menunjukkan bahwa selain
mempelajari sesuatu yang baru, mereka yang berhasil juga selalu
belajar dari kesalahan dan pengalamannya yang lalu.
* Jangan berhenti mengembangkan diri
Walau anda cukup puas dengan kesuksesan yang telah anda dapatkan,
anda tidak bisa berhenti pada kesuksesan tersebut. Pengembangan diri
harus terus dilakukan. Banyak cara yang dapat anda pilih untuk
mengembangkan diri. Misalnya melalui pelatihan kerja, banyak membaca
pengetahuan sesuai dengan bidang kerja, ataupun belajar dari
keberhasilan orang-orang di sekeliling anda. Kalau perlu anda bisa
belajar secara langsung dari atasan anda tentang cara-cara meraih
prestasi.
* Ciptakan nilai tambah dengan inisiatif
Selama ini banyak yang merasa `malas' berinisiatif di kantor karena
khawatir beban kerjanya akan bertambah. Selain itu alasan yang
paling sering dikemukakan adalah `khawatir di cap `carmuk' atau cari
muka. Padahal kalau anda terus terbenam pada anggapan semacam ini,
anda tidak ada bedanya dengan karyawan yang biasa-biasa saja.
Kesuksesan yang telah anda raih pun akan mengalami `stagnant' atau
bahkan kemunduran. Makanya, nggak perlu takut-takut untuk
berinisiatif di kantor. Misalnya, jika di kantor ada proyek penting
yang akan dikerjakan, sementara anda tidak dilibatkan dalam proyek
tersebut, kalau anda merasa `mampu' nggak perlu malu untuk
menawarkan diri dalam proyek itu. Masalah ditolak atau diterima itu
urusan belakangan. Yang penting anda harus mengajukan argumen yang
kuat bahwa anda mampu dan memiliki ide-ide cemerlang untuk proyek
tersebut.
* Kembangkan kompetensi di bidang lain
Kompeten di bidangnya jelas merupakan suatu keharusan untuk
mempertahankan kesuksesan karir anda. Tetapi, alangkah lebih baiknya
jika anda memiliki kompetensi yang bisa dimanfaatkan di bidang lain
(`transferable competencies'). Sehingga kesuksesan anda akan lebih
fleksibel. Misalnya jika selama ini anda sudah sukses
sebagai `Public Relation' yang handal di sebuah perusahaan, akan
lebih baik lagi jika anda juga memiliki kompetensi di bidang
manajemen manusia atau lainnya. Sehingga kompetensi anda di bidang
lain membuat anda lebih `berpeluang' untuk promosi ke jenjang yang
telah tinggi.
Nah sudahkah anda mempertahankan kesuksesan anda dengan cara di
atas.? Jangan lupa harga sebuah kesuksesan amatlah `mahal', karena
itu jangan sampai kesuksesan anda lepas dari genggaman
Sumber: Mempertahankan Sebuah Kesuksesan, Majalah Intisari
Ketika
Kuingat kata-kata mutiara yang menusuk dalam batin. "Orang mulia menyalahkan dirinya, orang bodoh menyalahkan orang lain" Mengenal diri yang paling penting, adalah utama demi kesadaran jagat raya. Berarti pula memahami kesalahan, serta kekeliruannya masing-masing.
Semakin banyak yang dipikirkan. Semakin banyak yang dibutuhkan. Berarti semakin menumpuk pula resikonya. Menunggu sangatlah mengesalkan, membosankan dan menggelisahkan. Meskipun duduk dalam mobil mewah dan cukup makanan. Apalagi ulahnya orang pemalas. Yang seumur-umur hanya menunggu waktu yang tidak kunjung berakhir. Mendidik bukan hanya dengan nasihat saja.
Sebab yang menjadi sukses adalah memberikan contoh dengan perbuatan yang baik. Sesuai dengan apa yang dikatakannya. Jangan lain di kata lain di perbuatan. Semua yang ada di sekitar kita, meskipun tinggi nilainya, tidak ada artinya sama sekali. Tampaknya seakan semua gersang, jika kita terjangkit penyakit bosan. Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus. - Jully Cheung