<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/14464862?origin\x3dhttp://oedhienx.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Skip to: site menu | section menu | main content

 

Currently viewing: Selamat datang dan Terima kasih »

Blog ini dibuat hanya untuk mengisi waktu luang dan sekedar untuk pengjibur diri menghilangkan rasa penat dan bosan dalam hari-hari ku di perantauan.

Terimakasih kepada teman-teman yang telah sudi meluwangkan waktu tuk berkunjung ke blog ku ini.

Wassalam

 

Terbaru:

Arsip:

Channel:

Friday, February 10, 2006

Resonansi

Mulus, Anggun, dan Beradab

Oleh : Ahmad Syafii Maarif

Judul di atas merupakan tiga kata kunci yang memuat harapan agar Muktamar ke-45 Muhammadiyah di Malang, 3-8 Juli 2005, berlangsung dengan aman, produktif, dalam bingkai moral yang prima. Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat Indonesia yang umumnya belum pulih secara moral dan etika, tebersit juga sedikit kekhawatiran jangan-jangan Muhammadiyah akan mengikuti kekuatan-kekuatan sosio-politik lain: gaduh dalam kongres yang memang menjadi tren buruk dalam pembangunan demokrasi kita.

Tetapi, melihat suasana sidang tanwir yang melekat dengan muktamar pada 1-2 Juli dengan agenda tunggal untuk memilih calon tetap sebanyak 39 dari 126 nama yang bersedia dan sah, kecemasan di atas sudah jauh berkurang. Tanwir berjalan dengan mulus, anggun, dan beradab. Suasana yang sejuk seperti itu pulalah yang berlaku dalam muktamar. Adapun telah terjadi cara-cara kampanye yang kurang sehat dalam proses pemilihan final untuk menetapkan 13 anggota PP, sehingga memprihatinkan mereka yang lugu dalam politik, pada muktamar yang akan datang jangan terulang lagi.

Muhammadiyah tidaklah pantas untuk diperlakukan dengan cara itu. Tetapi, dihindarkannya proses voting untuk memilih ketua umum yang memperoleh suara terbanyak, Din Syamsuddin, adalah agar muktamar ini tetap berlangsung mulus dan beradab. Memang, bila virus politik masuk ke tubuh organisasi sosial, gesekan terselubung pasti terjadi. Warga Muhammadiyah harus banyak belajar untuk tidak terbiasa dengan perilaku yang dapat mencoreng wajah dakwah yang menjadi wataknya selama ini.

Budaya tenggang rasa yang tinggi yang ditunjukkan oleh berbagai pihak selama muktamar, agar keutuhan tetap terjaga, patut disyukuri. Memang, tidak selalu mudah untuk bersih 100 persen, karena Muhammadiyah adalah bagian dari sebuah bangsa yang belum siuman secara moral, sebuah penyakit yang masih mendera kita semua. Pembukaan muktamar oleh Presiden SBY pada 3 Juli malam dalam lingkaran sorotan cahaya yang sangat cantik, penuh warna, dan spektakuler adalah sebagai rahmat dari penggunaan teknologi informasi modern. Keadaan ini semakin meyakinkan peserta dan anggota muktamar bahwa perhelatan akbar itu akan berjalan dengan baik, sekalipun harus tetap diwaspadai akan kemungkinan perilaku yang menyimpang yang dapat saja terjadi, seperti yang telah disinggung di atas.

Sebagai ketua PP Muhammadiyah 2000-2005, saya benar-benar berdoa agar akhir masa jabatan saya akan husnul khatimah (ujung yang manis), sehingga tidak ada lagi beban berat yang berarti yang harus dipikul setelah tanggung jawab itu terlepas dari tangan. Para sahabat dari berbagai kalangan dan kelompok sama berharap agar saya jangan sampai meninggalkan catatan kaki yang buruk di belakang hari. Kepada para sahabat yang tulus ini, saya tidak punya kosa kata lain, selain berterima kasih yang setulus-tulusnya atas segala doa dan harapan yang telah mereka nyatakan melalui SMS yang bertubi-tubi dan media lain.

Ternyata punya sahabat baik yang banyak itu adalah sebuah kebahagiaan yang tidak bisa dinilai dengan benda. Saya semakin sadar bahwa hidup ini akan terasa kerontang bila sunyi dari teman dan sahabat yang diikat oleh tali batin yang kokoh, sekalipun belum tentu seagama. Bukankah kemanusiaan itu tunggal? Persahabatan yang semacam inilah yang telah dirajut selama saya diberi amanah sebagai ketua PP Muhammadiyah, kemudian harus saya lepaskan untuk tidak mau dicalonkan lagi. Kepada teman-teman lintas agama dan kultural, para pengusaha, pejabat-pejabat negara, yang masih berharap agar terus, saya mohon maaf. Filosofi dasar saya ambil dari ucapan almarhum Mohammad Natsir, ''Memimpin adalah untuk melepaskan.''

Dengan segala kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri saya, filosofi ini sebagai anutan yang sering saya ulang-ulang menyebutnya. Mendiknas Bambang Sudibyo menyalami saya sambil bertutur, ''Pak Syafii telah menyudahi akhir jabatan dengan cara yang manis sekali.'' Semoga penilaian salah seorang anggota PP yang terpilih untuk periode 2005-2010 ini tidaklah terlalu jauh dari kenyataan yang sebenarnya. Dalam muktamar Jakarta tahun 2000, saya sama sekali tidak pernah berkampanye dan membentuk tim-tim sukses, karena semuanya itu bukanlah watak saya sebagai kader Muhammadiyah.

Akhirnya, saya mohon maaf kepada semua pihak atas segala salah tutur dan salah langkah yang saya lakukan selama tujuh tahun kepemimpinan (1998-2005) saya di PP Muhammadiyah. Kepada dua-tiga wilayah baru yang belum sempat dikunjungi, saya juga mohon dimaafkan. Jantung saya sudah berdetak selama lebih dari 70 tahun. Kekuatan fisik sudah semakin terbatas. Jagalah Muhammadiyah dari segala tarikan politik praktis yang memang bukan kepribadian otentik dari gerakan Islam ini.


Back to top